Memotivasi Terkesan Sombong


“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.Lukman:18)

 

keikhlasan testianipedia

#TestianiPedia

Sembilan lewat tiga puluh telah berada diruang dominan warna kecokletan. Itu adalah warna dinding pada umumnya di Indonesia. Kecuali dinding taman kanak-kanak atau playgroup yang dipenuhi warna terang mengalahkan warna-warni pelanggi. Semari mengisi absen melirik keruang penuh dengan kursi. Tampak dari luar kursi warna biru dibagian perempuan telah penuh sementara bagian laki-laki hanya satu baris terdepan saja terisi.

Padahal dari rumah sudah mengira telat dan sengaja tidak dhuha supaya bisa mengikuti kegiataan dari awal. Sesampai diruangan acara belum dilaksanakan. Harap dimaklumi orang Indonesia masih setia menggunakan jam karet dan entah kapan jam karet akan ditinggalkan. Andaikan tadi tahu acara molor dipastikan tak akan meninggal dhuha. Bagi ia dhuha adalah salah senjata meriam untuk mengetuk pintu langit. Apalagi ia punya banyak keinginan pada Allah. Oleh karena itu, banyak pula sunnah yang harus dilaksanakan agar keinginan itu segara dijibah dengan rahmah dan berkah.

Selangkah dua langkah terus maju sehingga sudah berada ditengah ruangan. Sesaat kemudian ada perempuan berkerudung panjang dengan postur tinggi dan berisi yang tampak dari jauh memanggil. Tak langsung ia menyambut dengan senyum karena takut salah orang. Terus melangkah memastikan siapa sesungguhnya yang senyum dan memanggil barusan. Heemmm…ternyata teman digroup dosen. Tanpa basa-basi menyapa dan cipa-cipiki. Baru sepuluh menit meletakkan jiwa diatas kursi, panitia sudah membagi minum gratis. Hanya minuman gratis dan tidak dilengkapi snack gratis “welee-weleee”.

Selanjutnya, pandangan ia tetap fokus pada baliho dengan ukuran sedang. Dibaliho ada wajah dikenal. Wajah dikenal itu, sebagai salah satu narasumber yang akan sharing tentang schorlarship baik didalam maupun diluar negeri. Bahkan schorlarship diperoleh juga berbeda-beda. Ada AAS, fullbring, LPDP dan satu lagi lupa hohoho…”harap maklum semakin penuh otak dipenuhi dengan kalimat tak penting”

Sampai jam10.00 wib tampaklah wajah petinggi kampus yang akan membuka acara sharing schorlarship. Sudah teramat sering mendengar nama dan wajah petinggi kampus tersebut di area kampus. Tatkala memberi kata sambutan sebelum melakukan peresmian pembukaan. Ada kalimat yang sangat mengelitik naluri ia. Mungkin tujuan sangat bagus yaitu memotivasi audiensi yang rata-rata mahasiswa tingkat akhir bagaimana bisa meraih schorlaship di dalam maupun luar Negeri. Tapi dikalimat berikutnya seakan-akan ada nuansa ingin sombong dengan nara sumber dan audiensi. Tiba-tiba terhenti menulis penggalan kata dibuku kerja. Setelah melihat wajah sang pejabat sesaat, cepat memalingkan wajah dengan menunduk kebawah dan semari bicara dengan diriku sendiri. Atau ia saja merasakan kalau yang sedang memberi motivasi, sedang menunjukkan dirinya punya kapasitas. Entahlah…!!!

Apalagi kalimat ini “saya, bangga dengan mantan mahasiswa saya telah berhasil kuliah di manchester university di UK. Dia sudah lebih hebat sekarang tapi hebatnya sedikit dari saya”. Dengan kata tapi itu, seolah-olah tak sepenuhnya memberi pujian dan sesungguhnya ingin mengatakan kalau kamu belum banyak hebat alias baru sedikit. Lebih terkesan hanya sebagai basa-basi untuk memuji. Bukan kali saja menemui orang ingin memotivasi tapi pada akhirnya terselip ingin menyombongkan diri. Ya bisa dikatagori sombong latent hohohoho….

Hati-hati setiap orang punya potensi untuk sombong latent. Sebagaimana kata ustad. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi jabatan seseorang, semakin kaya seseorang, semakin ia dihargai makan semakin mudah untuk sombong. Bukan hanya itu, semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi jabatan dan semakin kaya semakin susah untuk ikhlas. Jadi setiap kelebihan yang dimiliki manusia bisa menjadi sebab untuk sombong baik itu sombong tersurat maupun tersirat.

Meskipun diacara tersebut tercium aroma sombong latent. Nyatanya kembali semangat untuk melanjutkan pendidikan dan ada ilmu baru didapat dari sharing schorlaship terutama bagaimana penting mengupgrade CV. Sehingga apapun aktivitas dilakukan selama ini, berhubungan dengan masyarakat atau berkaitan dengan hajat orang banyak yang membawa manfaat, meskipun sekecil apapun harus dituangkan seperti pernah mengikuti conference, publication, job. Hasil tanggapan dari sharing scholarship bahwasanya lulus atau keterima beasiswa bukan sebatas faktor smart dan bahasa semata. Melainkan faktor CV, aktif pada organisasi dan kehebatan essai ditulis juga menjadi daya tarik bagi pihak panitia menyatakan lolos.

Lebih-lebih lagi, ia terpikirkan untuk  memulai mencintai kajian kearifan lokal. Bila Allah izinkan semoga penelitian berbasis kearifan lokal diterima dan berharap bisa melakukan research yang bisa membawa ia untuk mempresentasikan hasil kajian dikhalayak ramai. Allahuma Aamin.

Pesan terakhir buat pembaca setiap terkhusus buat penulis sendiri. Ikhlaslah memberi motivasi, jangan sampai ditengah-tengah  memberi motivasi terselip sombong, meskipun secara langsung tidak mengusung badan tapi secara latent tertangkap sedang melakukan kesombongan. Ingat Allah maha tahu setiap bisikan hati dan audiensi juga membaca dari gesture serta menganalis kata yang terucap.

Menabur Cinta Dengan Kata:   “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

Salam Inspirasi BeraniSukses


Bismillah…

Setelah dua minggu lebih dilandah kesedihan,  cobaan saatnya ukhti bangkit dan bye-bye masalah. Lewat masalah ini semakin termotivasi mewujudkan 100 cita-cita besar ukhti dan mohon dari orang tua untuk selalu mendoakan ukhti agar terwujud impian tersebut. Ukhti sangat yakin akan terwujud walaupun hembasan dan gelombang akan menghampiri agar terwujud maka harus semakin dekat dengan Allah Azza Wajjalla, tidak kenal kata capek, jangan hirau penilaian orang lain dan keep passion in deep myheart.

Persis seperti ungkap motivator terkenal “Tung Desem Waringin” untuk mewujudkan cita kita butuh dua hal untuk melangkah pertama Asahlah terus your knowledge dan kedua teruslah dekat dengan Allah sangat sinkron penjelasan dalam buku impreum tiga bahwa orang-orang hebat didunia mereka terbiasa membaca dan dekat dengan Tuhan.

Nah impian yang harus terwujud tahun ini adalah jadi MOTIVATOR, sangat menyukai dan senang melakoni profesi tersebut sebab selama ini berteman, mengisi acara, mengajar selalu memberi taujih bukan taujih bagian dari motivator.

Setelah searching dipage google ternyata motivator wanita belum banyak dan setelah ukhti baca secara singkat biografi para motivator terkenal Indonesia mereka berlatarbelakang dari kepribadian pendiam, pemalu tapi memiliki passion sangat luar biasa demi sebuah perubahan.

Tentu pengen tahu donk kenapa alasan ukhti menggunakan sloga tersebut, dimana kita tahu rata-rata motivator, dai, ustad, mubaliq, trainer, produk, lembaga, organisasi, perusahaan dan yayasan mempunyai identitas yang mampu dikenal, dikenang, diingat dan mewakili citra meraka. Apalagi lagi dalam dunia marketing atau antuna pernah belajar tentang promosi&marketing maka dijelaskan bahwa slogan itu sangat penting ketika produk ingin dilemparkan kepasar dan teringat pula dengan penjelasan dosen ukhti ketika perkuliahan sosiologi bahwa dalam interaksi social individu membutuhkan kata-kata “slogan” dalam bertindak dengan slogan tersebut dapat menjadi symbol yang dapat dimaknai public.

Berharap dengan slogan baru tersebut mampu mempresentasikan atau mendeskripsikan identitas ukhti selayaknya. Nah itulah alasan ukhti harus punya slogan “identitas” dengan filosofi tersebut kehadiran ukhti mampu memberi inspirasi siapapun dengan inspirasi tersebut mampu melahirkan embrio kesuksesaan. “asyiikkkkk”

Mohon doa dari teman-teman ya, tertanggal 4 September 2012 ukhti lauching slogan baru dan ini langkah awal menjadi motivator. Hohohoooo tapi lauching gak pake kue tart, apa lagi nasi tumpeng tapi cukup dengan doa dari orang tua dan passion insyallah berkah. Allahuma Amin

Best Regard

Inspirasi BeraniSukses “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

Semangat perubahan dan prestasi dari lingkaran kecil


Di hamparan rumput  diselangin teriknya matahari dan embun yang menanda akan terjadi hujan, terdapat pula tumpukan sampah makanan disekitar kami duduk berlingakaran, terlihat pula tiga ekor sapi sedang menikmati sinar matahari. Kemudian terlihat pula manusia lalu lalang dengan menggunakan baju kebesaran “red: baju pemda/PNS” dan tukang ojek “standing and waiting” penumpang bahkan ada pula memanfaatkan hamparan rumput dan jejeran pohon sebagai tempat pacaran. Hampir disetiap taman kota banyak dimanfaat remaja ataupun anak muda sebagai tempat  berdua-duan, sepertinya tradisi belajar outdoor bagi mahasiswa, guru, maupun pelajar belum terbiasa khususnya dipedesaan. Seharusnya tempat seperti itu sebaiknya digunakan sebagai tempat berdiskusi, belajar kelompok dan bersifat positif.

Pertemuan seperti ini mengingat kembali masa-masa menjadi mahasiswa, sering sekali berkumpul bareng teman dihamparan rumput, bawah pohon atau taman dan berkumpul dimushalla ataupun mesjid kampus “UGM” ketika ada rapat organisasi, tarbiyah, tugas kelompok maupun personality.

Pertemuan pertama kami benar-benar penuh tawa namun tak lari dari content  “motivasi diri”. Biasanya bertemu mereka-mereka “red:mahasiswa” diruangan perkuliahan yang bersifat formal, namun hari ini (Rabu, 25 April 2012) berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini benar-benar direncana dari awal  walaupun yang hadir di hamparan rumput tersebut sekitar sepuluh orang dari 30 mahasiswa. Tetapi jumlah tidak memudar semangat dan canda kami dihamparan rumput yang memberi oksigen serta menambah keakraban kami.

Terlihat bagaimana satu persatu dari mereka mengacungkan tangan “bertanya” terutama tentang “life, love and achievement” begitu pula saya begitu semangat untuk menjawab pertanyaan mereka. Tujuan membentuk kelompok seperti ini agar mereka termotivasi dan tetap semangat menjalani hari-hari mereka baik itu sebagai mahasiswa, anak dan hamba Allah. Tak lupa pula dalam motivasi tersebut menyisipkan materi harus mendekat diri pada Illah “rabbi” baik mengikuti organisasi LDK ataupun organisasi lain bersifat keagamaan. Kemudian memberi contoh konkrit bagaimana kita tahu bahwa toko nasional Indonesia maupun internasional yang sukses pada umunya mereka dekat dengan Tuhan mereka. Persisnya seperti judul buku Jalaludin Rumi “yang mengenal Tuhan yang mengenal dirinya” benar sekali ungkapan penulis buku tersebut. Ketika mengenal Rabbi kita maka akan tahu tujuan, peran dan tugas kita dalam hidup ini.

Ketika saya memotivasi mereka sebenar sedang memotivasi diri saya karena hampir tiga bulan berlalu dirumah sepertinya amal dan knowledge stagnan tak terlihat kemajuan bahkan kedekatan diri pada Allah seakan-akan memudar, semangat membaca seakan-akan luntur, apalagi semangat untuk menulis. Semoga dengan motivasi mereka, semangat tersebut kembali membara^__^.  Bisa jadi kelunturan tersebut dipengaruhi lingkuran, kenyamanan, atau diri saya benar-benar sedang lemah melawan godaan.

 Sedangkan asyiknya berdiskusi suddenly “tiba-tiba” rintik hujan mengalih perhatian  sehinga memutuskan untuk pindah dari hamparan rumput menuju teras. Walaupun tempat tidak layak untuk diduduki akan tetapi tidak berhenti berdiskusi sehingga larut dalam pertanyaan dan jawaban. Dari pertanyaan mereka ajukan  menunjukkan bahwa mereka ingin berubah dan menjadi orang sukses terutama teruntuk keluarga. Seperti dijelaskan MCclelland dalam buku memacu masyarakat prestasi  yang terkenal dengan teori N-ach “Need achievement” bahwa setiap manusia mememiliki motif prestasi. Untuk meraih Achievement banyak factor yang mempengaruhi antara lain “ras dan lingkungan, cara tua mangasuh anak/hubungan orang tua terhadap anak, Nilai keagamaan, kelas social, iklim, pengaruh pendidikan, infrastuktur/sarana”.  Semoga kedekatan mereka dengan Rabbi dan latar pendidikan mereka mampu mencapai  impian dan target.

Conclusion for discussion…   “bahwa hambatan dan cobaan datang menghampiri kita jangan sampai memudar semangat untuk belajar, terus asahakan skill and always prayer to Allah because nothing impossible in the words. Bahkan manusia-manusia cerdas di negeri ini banyak dilahirkan dari pelosok desa yang kekurangan dalam segala hal. So, we have to must spirit…Insyallah. Dan semoga lewat lingkaran kecil lahirlah generasi memiliki physical yang kuat karena Allah mencintai umat yang kuat, intellectual dalam bidang masing-masing terutama science, Moral yang tidak akan tergoyah karena telah memiliki pondasi yang kuat yaitu dinul islam “spiritual”, interpersonal yang mampu menarik lingkuran sekitar menjadi insan terbaik dari setiap zamannya, dan terkahir selalu menjunjungi tinggi budaya dan sosial bersifat kekeluargaan.

Taujih teruntuk Muslimah V


Taujih muslimah IV