Sekitar tahun 2003 lebih kurang 9 tahun yang silam Tarbiyah (Liqo) merupakan kosakata baru dalam mindset koe. Dimana sejak sekolah tidak pernah sama sekali dengar kata atau system Liqo baik dikampung maupun Sekolah Menengah Kejuraan bisa dikatakan tidak ada yang menerapkan system tersebut akan tetapi ada kegiatan yang hampir serupa dengan tarbiyah yang koe ikutin yaitu Remaja Mesjid lewat organisasi tersebut merupakan awal koe aktif dalam hal bersifat Keagamaan.
Berjalannya waktu dan selesai pula masa pendidikan 9 tahun di tanah kelahiran koe, maka memutusakan melanjutkan jenjang pendidikan lebih Tinggi. Pada Universitas Ternama itulah awal koe mengenal dengan sistim tarbiyah. Masih ingat waktu pertama koe diajak oleh seorang akhwat yang sangat gigih dan sabar mengingat koe untuk mengikuti tarbiyah secara kontinunitas tiap pekan, namun setiap pekan pula membuat alasan untuk tidak hadir. Entah apa yang membuat koe selalu beralasan untuk hadir pada kegiataan yang sangat diridhoi Allah. Bahkan yang lucunya apapun yang dibahas di Liqo mulai dari materi, teman, Murabbinya siapa dan programnya selalu koe ceritakan pada seorang teman karena waktu itu tak tahu bahwa hal yang berkaitan dengan Liqo merupakan Privacy sesama cluster Liqo yakni tak boleh orang lain yang tahu. Hingga saat ini koe masih mempertanyakan dengan jiwa koe sendiri alasan konkrit kenapa hal berkaitan dengan Liqo tidak boleh di shareing-kan!!!!
Kemudian lambut laut dan hingga saat ini koe sadar bahwa kegiataan tarbiyah merupakan oksigen keimanan bagi koe karena tarbiyah merupakan salah satu metode untuk menyapu serakan sampah yang hadir dalam qolbu hingga menjadi hamba Ilah dengan landasan Istiqomah. Serta merupakan sarana untuk menyempurnakan keimanan, meningkat silaturahmi, dan menambah teman tentunya.
Kegiataan Liqo yang maksimal satu pekan sekali dilaksanakan dengan berbagai tema mulai masalah keahkwatan, hadist, siroh nabi dan sebagainya luar biasa memberi manfaat bagi koe karena otomatis secara berlahan-lahan menambahkan pengetahuan. Walaupun terkadang pada suatu ketika program Liqo tak berjalan sesuai dengan kesepatan dan tak dihadiri teman. Akan tetapi itu tidak mengurangi sedikitpun kihmat kebersamaan dan kenikmatan koe dalam menuju pencerahan jiwa. Bahkan satu pekan tak ada gathering Liqo di “Mesjid Apung” dibawahnya mengalir kanal-kanal (baca:sungai) kecil seperti anologi dalam Al-quran bahwa surga itu mengalir dibawahnya sungai-sungai. Pasti selalu terbisit kerinduan dalam hati koe untuk bertemu dengan orang-orang yang merindui menjadi wanita sholeha. Dengan kebersamaan itu pula ada canda, tawa, berbagi rasa tersilang ibarat langit dan awan tak bisa terpisahkan dimana itu merupakan intergritas kebersamaan. Sungguh terasa kehangatn dengan sistim Liqo seperti menyeduh Teh di pagi hari memberi suasana penuh kehangatan dan kedamaian dalam menjalani amanah di bumi cinta.
Ketika sebelum dan sesudah bergabung dengan sistim “Tarbiyah” merasakan banyak perubahan pada koe dalam perjalanan yang panjang menuju terminal akhir kehidupan terutama perubahan dalam memaknai konsep “Allah” dan peranan hidup koe pada tiap kehidupan. Entah apa yang terjadi andaikan hari kemaren tidak dipertemukan dengan sistim ini “Tarbiyah” mungkin seperti wanita-wanita yang berterbangan diluarsana memakai jilbab tetapi telanjang, bahkan gersang dengan kehadiran Allah dalam tiap langkah. Terimakasih Allah indah nian scenario hidup koe Engkau tuliskan dalam Lahu Mafuzh sehingga makin hari, makin berjalan waktu, makin bertambah usia merasa semakin menikmati prosedur tarbiyah ini. Tarbiyah yang dijalani dengan kebersamaan diiringi pusaran angin disiang hari, diharumi oleh semerbak bunga melati serta dihipnotis dengan lantunan Ayat Al-quran yang dibacakan. Sungguh menyetuh perasaan paling dalam.
Kini Koe sangat mensyukuri dipertemukan di bumi cinta dengan sistim yang menjunjungi tinggi Ukhuwah Islamiah dan dikililingi oleh teman-teman yang merindu keberkahaan dari Allah. koe yakin pertemuan ini telah tertulis di Lahu Mafuzh. Maka setiap pertemuan yang terjadi dalam sistim Liqo memiliki pesona serta makna tersendiri dalam kehidupan koe. Banyak hal yang kurasakan dengan kebersamaan dalam sistim Liqo, sungguh akan selalu koe kenang dan tersemat indah dalam jiwa koe, baik untuk hari esok maupun lusa bahkan kapanpun.
Semoga pertemuan koe dengan sistim “Tarbiyah” menjadi amal ibadah serta bahan evaluasi diri. Seperti Rcycle of Life dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi perenungan, lewat perenungan koe mulai memahi arti kehidupan di bumi cinta yang dibumbui rasa damai dan cinta yang fitrah, Insyallah itu semua terdapat dalam sistim tarbiyah.
Terimakasih atas kebersamaan teruntuk teman-teman koe, terutama teruntuk Mba MR^_^ yang begitu ikhlas telah menyatukan koe dengan teman, menasehatkan koe dan teman, serta telah meluangkan waktunya dalam menabur ilmu untuk koe dan teman. Koe yakin Awal dan akhir kebersamaan koe dan teman selalu akan indah seperti indah sunset yang tak pernah bosan untuk dikenang kembali karena pertemuan diawali dengan niat “Basmallah” dan diakhir doa.
Filed under: Diari Alhanin | Tagged: islam, kebersaman, koe, liqo, taribiyah, ukhuwah | Leave a comment »