Bandung Versus Yogyakarta


Setiap daerah pasti memiliki pesona dan nuasa kehidupan yang berbeda-beda mulai daerah structural cultural (budaya), kebiasaan penduduk, alam yang bersintetik, dan  orang-orangnya. Namun dengan nuasa pelanggi perbedaan itulah membuat semakin corak dan kenangan indah dalam perjuangan kehidupan serta identitas (cirri) setiap daerah. Walaupun baru bisa merasa suasana beberapa daerah  di Indonesia seperti padang, bandung dan Yogyakarta. Tapi bersyukur sekali bisa hidup dan mengukir  cerita didaerah tersebut. Sebab banyak pelajaran berharga bisa diterapkan dalam kehidupan ini.

Saat tinggal tanah pasundan (bandung) hal yang pertama sangat berkesan yakni bahasanya yang begitu lemut berirama khas, logat ucapannya yang suiiitttt…^_^, kemudian makanannya yang khas dengan lalapan walaupun makanan (sambal) pedas namun belum se “hot”nya makanan padang, tetapi yang khas dari makanan sunda dikombinasikan (kreatifan) dalam memformat aneka ragam jenis menu makanan …nyammm..nyammm^_^, seterusnya orang-orang sunda yang bisa dikatakan pada umum “cantik&cakep” tapi tidak semuanya seperti itu. Namun percaya bahwa orang sunda cantik dan cakep dimanapun bisa ketemu orang-orang sunda seperti itu mulai dari jual makanan dikaki lima, tukang londry, dan sebagainya karena ada teman dari Jakarta pernah mengatakan kalau dibandung mau cari orang cantik dan cakep bisa ketemu dimana kalau dijakarta ketemu orang seperti itu hanya di Mall-mall. Selanjutnya sunda central of shopping in the Indonesi hampir disudut kota bandung dibanjiri FO (factory outlet) mulai dari import atau ekspor makanya kalau main kebandung tidak sempat belanja rugi banget karena bandung kiblatnya model (lifestyle) indonesia…^_^ serta alamnya kota bandung yang sangat sejuk namun saat terakhir-akhir tinggal tanah pasundan nuasa awan (cuaca) tidak sedingin pertama menginjak kota kembang, struktur demografinya hampir mirip di kampong koe yang dikeliling dengan bukit, dingin, dan banyak objek wisata seperti kawah putih, lembang, ciwidey dan sebagainya. Sehingga bandung seakan-akan menjadi tanah kelahiran kedua koe, bahkan banyak orang-orang mengatakan koe orang sunda apalagi ketemu ibu-ibu diangkot atau dibis menanyakan “neng teh orang mana” …ya jawaban orang Sumatra ibu…”ooo”  kirain sineng teh orang sunda!!!!ya Cuma jawaban gak sambil tersenyum sama mereka-mereka mengatakan seperti itu hehee….mungkin sudah sering banget orang mengira koe orang sunda. Pernah suatu ketika di pasar baru “tempat belanja terlengkap dibandung” membawa bahasa sunda pada koe namun koe hanya senyum ini teh ngomong apa ya? tetapi si teteh terus melontar  bahasa sunda setelah tetehnya selesai ngomong!!! baru mengatakan maaf teteh koe bukan orang sunda jadi gak ngerti teteh ngomong apa pada koe …si teteh akhirnya ketawa sendiri!!!! Tapi kota kembang banyak lukisan perjalanan mulai cerita sedih, bahagai dan kebersamaan. Ilove city flower and so sweet of mylife hehhee…

Namun suasana yang pernah dirasakan saat di kota kembang sangat berbalik 90derajat kota yogyakarata, mulai dari suasana (cuaca) subhanallah panasnya minta ampun jam 07.00wib saja panas sudah teriknya banget,  kalau dibandung banyak ketemu cewek yang dandan yang gila mulai dari biasa sampai yang aneh-aneh namanya kota lifestyle jadi beraneka corak dandan yang dikenakan tetapi diyogya hal yang banyak koe ketemu orang pakai baju-baju hitam (cadar, jenggotan dan celana centang hehee…biasa dikatakan lifestyle biasa ajeeee gak yang menarik ) serta penduduk yogya tidak begitu memperhatikan dandannya maka begitu mudah untuk membedakan penduduk asli yogya dengan pendatang yakni dari dandanannya saja telah bisa tahu orang tersebut asli penduduk yogya atau tidak, hoby pertualang (jalan-jalan, melajah tempat-tempat reakreasi) tak bisa koe eksplorkan secara diyogya angkotnya hanya bisa hitung jari tak sebanyak bandung kalau mau kemana saja gampang sehingga hoby jalan sangat tersalurkan hehehe…. sedangkan yogya angkot hanya beroperasi hingga jam lima lewat itu tidak diperbolehkan Mungkin ada positif dan negatifnya juga peraturan dari kebijakan pemerintah tersebut. Tapi yang paling koe senang dengan suasana yogya yakni kehidupan bersahaja (sederhana), dan bersih mungkin keadaan seperti ini telah berakar dari turun menurun sehingga kebiasaan tersebut masih berjalan hingga sekarang.  Sangat baik sekali kebiasaan kesederhanaan ini diterapkan dalam tataran kehidupan dalam membentuk keluarga suatu saat nantinya. Namun yang paling susah dan tidak bisa menerimanya adalah bahasa dan makanan yang tidak bervairiasi itu dan itu aja serba manis kalau dibandung makananya banyak kombinasi (pilihan) serta  pedas.

Tapi itulah indahnya perbedaan memiliki keunikan sendiri dan masing-masing, walaupun banyak difarrent between of we (perbedaan diantara kita) tetap satu bangsa dan satu bahasa yang menyatukan keunikan tersebut.  Conclusion adalah I like of Indonesia but…beautifull, etnik dan classic ^_^HHmmmmm

Mungkinkah???? kehidupan diyogyaka akan semanis, dan seindah perjalanan dikota kembang (bandung) semoga lebih indah dan lebih baik dari lika-liku perjuangan dibandung.