Jangan Sampai Kapasitas Dimiliki Menjadi Penentang ayatNya

NatureTidak terasa kita sudah ditengah bulan ramadahan dan sebentar lagi ramadhan hampir menuju bilangan akhir. Setiap orang yang berimana tentu sangat mengharapkan keberkahaan dan dampak yang menyeluruh dalam kehidupan. Ajaran islam merupakan agama yang mendorong umatNya untuk memiliki harapan bahkan ketika membuka satu satu persatu muzhab Al-quran akan banyak menemui ayat berkaitan dengan harapan dan melarang umatNya juga putus asa.  Maka dari itu orang islam harus memiliki harapan meskipun dalam realitas menemui rintangan. Akan tetapi perjuangan tanpa ada rintangan terasa perjalan tidak nikmat karena terkadang rintang adalah cara Allah menguatkan hati dan termotivasi semakin kencang menjadi pribadi wooww.

Sebaik-baiknya pribadia adalah pribadi yang menjalan perintah Allah terus memperbaiki diri dalam segala hal, terus menjadi pribadi berilmu agar ilmu yang diraih menjadi hamba Allah mengajak kebaikan, mengenal Allah dan menjadi pencerahan bagi yang membutuh jalan menuju Allah. Bukan sebaliknya menjadi pribadi yang menentang Allah sebab sering kita menemui ditengah masyarakat yang memiliki Ilmu yang tinggi, gelar berderatan, ilmuan, intelektual dan sudah guru besar tapi sayangnya digunakan untuk menantang kebenaran Allah ataupun membodohi sebagian masyarakat dengan opini-opini yang didukung sedikit teori ilmiah. Bahkan tidak jarang pula mengatakan hadist-hadist sudah irasional alias tidak sesuai dengan kekinian, secara terang-terangan mencaci saudara seiman, lebih parah lagi menjadi pendukung kaum-kaum yang menantang ayatNya dan berani membuat aturan sendiri dibumi Allah. Atau bisa jadi kaum intelektual dan ilmuan begitu deras bicara menentang kebenaran Allah sudah terjual idelisme, sudah menjadi perbudakan kontemporer pada penguasa demi memperoleh tahta, dapat beasiswa maupun jabatan. Ini sangat berbahaya ketika ilmuan ataupun intelektual lebih mengejar materi dunia belaka tapi menjadi penentang kebenaran menurut Allah bukan kebenaran versi manusia. Terkadang sikap kontroversi yang dipertontonkan disosial media mendapat bully dari masyarakat. Walaupun di bully tetap terus menujukkan kontroversi yang semakin menjadi. Apa sesungguh yang dicari!!! Susah untuk menakar pemikiran orang kontroversi.

Entah apa tujuan mereka yang memiliki ilmu yang waah dan dianggap ilmuan begitu lantang serta begitu percaya diri menentang hal-hal dilarang oleh Agama sehingga bangga menjadi manusia kontroversi atau begini cara menglabelkan diri agar mudah dikenali. Apakah demi dikatakan sebagai orang toleran, berpikiran demokrat, tidak mau dibilang taklik buta dan mencintai keberagaman sehingga berani bersikap seperti itu. Mungkin bersikap sombong dan berpikir pongah yang ditunjukan ingin mencari kebenaran. Entah kebenaran seperti apa lagi yang dicari karena sudah jelas Al-quran adalah ayat-ayat memiliki kebenaran ditinjau dari aspek apapun. Bahkan para ilmuan non muslim juga mempercayai keshahihan Al-quran dan hadist. Curiga saja, jangan-jangan dibalik dalih mencari kebenaran atau kontroversi sebenarnya merupakan jalan menuju ketenaran. Maklum dizaman digital banyak orang berlomba-lomba ingin terkenal dihadapan manusia tapi tidak mau terkenal dihadapan Ilah. Meskipun jalan ditempuh menuju ketenaran dengan cara licik, mencaci dan bertentangan dengan agama.

Bagi yang pernah ditunduh oleh kaum intelektual dengan cara tidak mengenakan hati. Biarkan saja mereka berbicara seenaknya saja  jangan ditangapi semari berdoa pada Allah supaya terbuka hati. Agar pikiran, hati maupun kaki mereka berjalan berirangan secara berlahan-lahan menuju Allah menjemput hidayah, menjadi pribadi yang dicintai Allah dan membela kebenaran berdasarkan al-quran serta hadist. Sesungguhnya dunia begitu singkat dan yang dibawa nanti hanyalah amalan. Bukan harta, tahta dan ketenaran. Setenaran, sekaya dan sepangkat apapun semua itu hanya hiasa dunia tidak akan ditulisan dibatu Nissan apalagi lagi menjadi sejarah. Semoga ramadhan kali ini mengiring para ilmuan berkontemplasi untuk memahami arti dan tujuan hidup sesungguhnya serta mengakhiri kontrovesi menentang kebenaran ilahi.

Menabur Cinta Dengan Kata:   “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

Leave a comment