Mau Sampai Kapan Kita Jauh Dari Allah

Bismillah…

Tuhanmu berfirman, “Wahai anak Adam! Sempatkanlah beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan rasa cukup dan Aku akan memenuhi tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam! Janganlah menjauh dari-Ku. Jika demikian, Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku akan memenuhi tangan-Mu dengan kesibukan.” (HR. Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib)

Mau Sampai Kapan Kita Jauh Dari Allah

Mau Sampai Kapan Kita Jauh Dari Allah

Masih banyak disekitar kita menemui orang-orang yang jauh dari Allah, hidup mereka dipenuhi dengan hal-hal tidak bermanfaat bahkan membuat hati semakin keras dan tidak bercahaya Seperti ia temui dijalan raya menuju kampus melihat segerombolan Bapak-Bapak yang berusia 40-60 Tahun dengan asyik menikmati domino, asyik menyambung ayam. Seharusnya usia menedekati detik-detik kehidupan harus dihabiskan dengan kebaikan. Tidak hanya itu, pernah pula menemui para wanita-wanita yang begitu seksi menjual kecantikan dengan berbagai dalil terkadang kecantikan dipergunakan sebagai modal untuk mengait mata laki-laki bermata keranjang atau atas nama kebebasan…#miris dan jauhkan kami dari hal-hal yang tidak Engkau cintai Rabbi.  

Mungkin pertemuan dengan para Bapak-bapak dan cewek-cewek cantik adalah cara Allah mengiring ia untuk berpikir, berkontaplasi serta mengambil hikmah. Senada dengan ungkapan Ibnu Qayyim berbahagialah manusia yang dianugrahi Agama, pikiran dan akhlak yang selalu bertautan dengan Rabbi.

Bagi kita yang masih merasa jauh, terutama bagi penulis sendiri!!! Sampai kapan mau jauh dari Allah. Apakah sampai kaya, sampai sukses, sampai terkenal, sampai bahagia, sampai punya anak, sampai punya istri/suami, sampai bumi dan seisinya milik kita, sampai mendepat musibah, sampai tua, sampai dapat bencana, sampai ada waktu luang atau sampai titik akhir kehidupan!!! Sesungguhnya kita tidak pernah puas dengan apa dicari maupun diperoleh.

Sejujurnya dengan dekat padaNya akan meraih posisi yang begitu indah, akan dipermudahkan segala urusan, disuguhi solusi yang tiada tara dan dicukupi persis seperti dialami Muhammad Alfatih mentakluk kota Konstenipol begitu memukai khalayak ramai bahkan menjadi pondasi bagi siapapun untuk meraih kesuksesaan harus didasari mencintai aturan Rabbi dan menjalankan perintahNya dengan penuh cinta serta istiqomah. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath Thalaq: 3). “Kalau sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, tentu kamu akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, berangkat pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.”(HR. Tirmidzi, ia mengatakan, “Hadits hasan shahih.”)

Atau kita merasa bahagia, merasa tenang, merasa gagah, merasa kampiun, merasa tercukupi dengan menjauhi Allah!!! Atau dengan menjauhi Allah kita diberkahi keberlimpahaan seperti realitas sering dijumpai bahwa mereka jauh dari Allah, kok berkelimpahan kenikmatan bahkan penghormatan dari lingkungan sedangkan mereka yang dekat dengan Allah dicibiri bahkan dianggap sok suci. Mungkin juga dengan menjauhi Allah merasa sebebasnya tanpa batas. Kenapa kita yang terus bersujud, berdoa, memperbaiki diri dan berdakwah sepertinya hidup begitu saja. Mungkin pernyataan tersebut terbesit dihati. Mari kita istiqfar terus menerus agar bisa mengusir persepsi tersebut dalam pikiran.

Dari ‘Uqbah bin Amir, dari Rasulullah SAW: “Apabila engkau melihat Allah mengaruniakan dunia kepada seorang hamba sesuai dengan yang ia inginkan, sementara ia tenggelam dalam kemaksiatan, maka ketahuilah itu hanya istidraj darinya”, kemudian Rasulullah SAW membaca firman: “ Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”.

Ibnu Abbas menjelaskan firman Allah ‘Azza wajallah: “Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dengan cara yang tidak mereka ketahui”, ia berkata: Setiap kali mereka melakukan satu kesalahan kami beri mereka nikmat yang baru dan kami lupakan mereka untuk beristighfar.

Sesungguhnya kita tahu bahwa kematian selalu mengintai . Sanggupkah kita bertemu Allah dalam keadaan berlumur dosa, sanggupkah kita bersua Rabbi saat dipenuhi kerakusan dunia, sanggupkah kita berjumpa Ilah ketika dipenuhi dengan jiwa-jiwa yang tidak disinari cahaya ilahi. Tentu tidak sanggup dan tidak berdaya??? Tetapi Kenapa kita masih tetap menjauhiNya baik dari sisi Akhlak, sisi Iman,  tujuan dan sisi lainnya.

Entah apa yang mendorong dan memotivasi mereka masih menjauhi Allah pemilik segalanya serta menentukan kehidupan. Padahal segala kenikmatan sudah diberikan, hanya saja tidak pernah merasa nikmat tersebut. Apakah tidak menyadari bahwa Allah itu selalu memantau? Apakah tidak butuh Allah? Apa kita berpikir bahwa hidup akan kekal selamanya, apaka kita berpikir bahwa Allah tidak akan meminta pertanggungjawab atas perilaku kita, apakah beranggapan Allah akan meyelamati kita api neraka meskipun penuh dengan dosa-dosa sehingga kita masih tetap menjauhi Allah.

Pada akhirnya, buka hati dan pikiran kita untuk merenung. Apa melatarbelakingi kita masih betah, bertahan untuk menjauhi Allah dan menikmati hidup tanpa aturanNya. Bukankah hidup tidak kekal dan sejauh-jauhnya berjalan akan ada akhirnya dan sebebas-bebasnya akan rindu untuk menggadu padaNya.

BestRegard Inspirasi BeraniSukes

“Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

Leave a comment