Koleksi para pejabat dizaman hedonisme

Bismillah

Koleksi para pejabat dizaman hedonismeSejak jatuhnya orde baru, lahirnya demokrasi dan terealiasinya peraturan atonomi daerah. Banyak melahirkan pejabat baru, terlahirnya egoisme wilayahh dan terbangun dinasti yang tak bisa terkalah oleh hokum. Bahkan tidak hanya terbentuknya dinasti melainkan munculnya koleksi pejabat yang menarik dibahas, menarik dilirik, menarik dikupas dan menarik menjadi hikmah bagi kita sebagai anak muda sebagai regenerasi pejabat bangsa dan negarawan. Mungkin semenarik sinetron, semanrik pradoksal dunia artis dan membuka mata dunia.

Ternyata koleksi pejabat Negara, begitu menakjubkan, membuat orang geleng-geleng kepala dan mengelus dada. Seharusnya pejabat memiliki koleksi perpustakaan seperti salah satu toko bangsa yang hari-hari banyak membeli buku-buku sesuai dengan profesi maupun tidak. Tapi itu jarang ditemui pada pejabat bangsa atau jangan-jangan pejabat bangsa ini juga termasuk orang tak mencintai membaca.

Pada realitasnya pejabat lebih doyan mengkoleksi rumah mewah diberbagai tempat, mengkoleksi mobil mewah dengan berbagai merek sangat pretesius, tak lebih heran lagi mengkoleksi cewek-cewek cantik, bahkan mengkoleksi dolar hingga euruo, dan lebih parah lagi mengkoleksi narkoba dan obat k*a*….”Jebreeettttt begitu ironi dan kontras dengan landasan pancasila”

Berpikir dan menganalisis apa yang mengerakkan para pejabat mengkoleksi barang-barang tersebut. Atau benar kehausan dengan dunia, atau tak tahu lagi meletakkan kekayaan dimana lagi, atau sudah menjadi karakter pejabat bangsa ini. Jika sudah menjabat suatu jabatan dipersilahkan untuk mengkoleksi hal tersebut, atau menyadari itu hak pribadi mereka.

Padahal jika dilihat dari pendapat dengan kekayaan mereka memiliki sangat bisa dicurigai. Jangan-jangan uang diperoleh untuk mengkoleksi barang wooww tersebut dari hasil Korupsi, atau dari penipuan, atau dari pencucian uang…”entahlah jadi bingung sendiri melihat perilaku pejabat bangsa ini”.

Sungguh ketagihan dunia bisa buat manusia lupa tujuan hidup dan misi selama menjabat. Padahal diluar sana banyak masyarakat dilevel menengah maupun level bawah belum menikmati kesajahteraan. Masih banyak baik secara kuantitatif maupun kualitas masyarakat belum mencicipi pendidikan hingga jenjang tertinggi. Merasa kesejahteraan hanya dikalangan pejabat dan dinasti berkuasa.

Betapa indah elok koleksi yang mewah dimiliki para pejabat digunakan kemasalahatan masyarakat seperti tercantum dalam falsafah bangsa yang saling membantu, saling bergotong royang dan saling menjinjing. Tapi itu semua jauh dari harapan yang direkomendasi oleh undang-undang.

Benar kata pepatah menduduki jebatan atau dalam lingkaran kekuasaan, membuat manusia bak srigala yang siap menyatap atau menerkam apapun disuguhi dihadapannya dengan segala cara demi kedanasti dan mengkokohkan kejabatannya.

Best Regard Inspirasi BeraniSukses “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

Leave a comment