Bismillah…
Terasa aneh saja bagi ukhti jika ketemu mahasiswa dijalan, dipasar, dikampus, atau ditempat keramaian lainnya karena ketika bertemu meraka mencium tangan ukhti. Bagi ukhti hal seperti itu sangat berlebihan secara dari penampilan ukhti dengan mahasiswa tidak jauh berbeda hanya berbeda beberapa tahun kemudian jika diukur dari tingkatan generation ukhti dan peserta didik masih dalam lingkup generation 2.0 apalagi cara ukhti presentasi diruangan perkuliahan masih lebay banget alias ikut keinginan mereka. jadi sangat wajar banget ukhti merasa aneh, kikuk, dan tidak selayak mereka seperti itu pada ukhti.
teringat untuk pertama kali ukhti dicium tangan oleh mahasiswa ketika menghadiri acara sebagai narasumber disalah satu kampus, langsung salah tingkah dan merasa sudah tua saja. padahal selama ini yang mencium tangan ukhti hanya pona’an selebihnya malah ukhti yang mencium tangan orangtua.
ukhti merasa aneh bukan karena tak mau mereka bersikap seperti itu tapi ukhti aja belum terbiasa, insyallah the next time, the next years and the next day akan menjadi biasa juga. suatu hal buat ukhti risih jika disalami mahasiswa berkelamin laki-laki karena susah memposisikan diri sehingga dengan terpaksa ukhti salam seperti orang sunda hanya menyentuh ujung jari wae berharap kedepan bagi mahasiswa laki-laki tidak menyalami lagi cukup senyum saja …”asyik, I’am need your smile to me”. kalau mahasiswi sich sangat oke bahkan tidak apa-apa.
Bahkan berkali-kali salam dari mahasiswa laki-laki dengan terpaksa ukhti tolak karena dalam islam yang bukan mahrom tidak dibenarkan untuk bersentuhan, so harus mengaplikasi ketetapan yang telah ditetapkan para pemilik bumi. teruntuk mahasiswa ku bergender male jangan beranggapan negative ya jikalau ukhti tidak respon salam tangan kalian.
tapi ukhti bangga dengan kalian karena you all begitu santun, hormat dan menghargai your teacher…^__^ sehingga ukhti semakin meresapi, asyik, dan enjoy menjadi seorang pendidik melihat kesantunan kalian serta respon kalian.
Heemmmm jadi pendidik memiliki pesona berbeda, memiliki sense yang unik, memiliki keakraban luar biasa dan menumbuh canda begitu hangat. I love u full myprofesi. moga profesi sebagai pendidik mampu menginspirasi peserta didik, memotivasi mereka tetap semangat menuntutu ilmu dan mampu menjadi tauladan bagi mereka juga. Amin
Best Regard
Inspirasi BeraniSukses “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan
- Mengantar Mahasiswa Bimbingan Ujian: Kombinasi Bahagia dan Sedih
- 72 Tahun RI, Indonesia Kerja Bersama
- ketika perasaan itu hadir “buruan nikah atau bunuh saja perasaan”
- Moga Tidak Lelah Bersyukur
- Jalan Rabbi Tetap Dirindukan
- Ada Masanya Kita Benar-Benar Rindu DenganNya
- Jangan Tertipu Kehidupan Dunia
- Hal Terjadi Dengan Manusia Sudah Dijelaskan Dalam Alquran
- Temaram Senja Menyentuh Relung Jiwa
- Merangkul Bukan Memukul
- Sayap Untuk Mengeliling Dunia
- Setahun Satu Bulan Mati Suri, kini come back
- Balut diri ku dengan doa mu “Mak dan Pak”
- Memotivasi Terkesan Sombong
- Manusia Butuh Masalah
- Kapan kita mengatakan Tuhan Tidak Adil
- Betapa Pentingnya Berkomunitas
- Bunga dan Kupu-kupu
- Cewek Cantik Dan Bohai
- Suatu Saat Kamu Akan Tahu Arti Larangan
- Penulis Muda Kerinci
- Selebritis Intelektual
- Betapa Baik Allah Pada Kita
- Ini Yang Menyalamatkan Masa Muda
- Gumpalan Perasaan
- Sang Pendiam
- Sisipkan kalimat ini dalam doa kita
- Jarak Mengajari Pesan Terdalam
- RESENSI BUKU
- Sekarang Cadar Dicibirkan
Filed under: Diari Alhanin | Tagged: jabattangan, mahasiswa, peserta didik, ukhti |
Leave a Reply