Lebaran makin seru ketika dapat THR…

Bismillah…

Melihat pona’an, sepupu dan  adik-adik dapat THR “Tunjungan Hari Raya” jadi teringat masa-masa kecil ana setiap mengunjungi rumah keluarga selalu kebagian THR mulai lima ribuan, sepuluh ribuan hingga ratusan tapi sejak dua tahun berlalu “kuliah pascasarjana” sudah tak berhak lagi mendapat THR malah sebaliknya sudah seharusnya berbagi-bagi THR.

Ketika pona’an, adik-adik dan sepupu dapat THR jadi ketawa sendiri melihat mereka dengan antusias, excited dan semangat menyatakan mana THR untuk kami. Bahkan sempat pula mendengar lontar dari mulut mereka pagi ini baru dapat segini mudah-mudahan besok lebih lagi…”persis kayak orang lagi dagangan huaksss”.

Sebenarnya berazam atau berniat tahun ini ana harus bagi THR buat pona’an, adik-adik atau sepupu Alhamdulillah sudah menghasil walaupun masih kecil-kecilan tapi karena ada something wrong “sesuatu” tiba-tiba menimpa ana maka tidak sempat membagi THR. Berharap the next lebaran harus membagi THR buat keluargaku.

Sangat wajar saudara-saudara dari perantauan pulang kampong setahun sekali membagi THR sembari bersedekah dan salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah yang telah melimpah rezki. Lewat THR pula berbagi rasa gembira dan semakin semangat lagi bekerja diperantauan.

Jika saudara dari perantau pulang kampung tidak bagi THR rasanya ada yang kurang dan tidak seru aja. Masak setahun sekali aja tidak kebagi rezki teruntuk saudara-saudara keep stay in village.

Ya Allah moga tahun depan benar-benar terwujud, teraplikasi, terealisasi niat baik ana ini. Kalau begitu ana harus benar-benar seirus kerja diperantauan, semakin pandai ambil peluang untuk tetap kreatif and productive.

Walaupun ana tidak kebagian THR lebaran tetap seru juga karena lebaran jadi seru diuji dengan cobaan lebih fantastis, dahsyat, booming seakan-akan jadi selebritis kampungan hampir setiap simpang, jalan, rumah, larik atau gank membicarakan ana. It’s oce whatever you say about me, I’m not sad because Allah always love me

Regard

Simfonis “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

 

 

 

Leave a comment