Terimakasih teruntuk Saudara Laki-laki “Abang” ukhti…

Bismillah…

Pagi nan mendung semendung hati sedang diliputi kesedihan tiada tara, tiada dua, tiada tanding. Alhamdullah kemendungan hati tercerahkan oleh motivasi dari mybrother “MM” walaupun semalam setelah sholat malam agak tenang namun pagi ini semakin adem. Sangat bersyukur disaat duku, lara, dan sedih disunguhi sebuah pengantar dan penutup penuh estetika yang menjunjung tinggi keindahan Allah. Air mata pun mengalir sangat deras!!!

Kalimat bijak terlontar dari mulut saudara laki-laki “oldbrother” benar-benar menyentuh qolbu, menetes air mata, dan tercerahkan. Tak sia-sia punya abang-abang paham agama dan berpendidikan mampu menengahkan segala kondisi mampu menguatkan hati untuk “keep hamasah”.

Semua kalimat terlontar selama 2jam diskusi hati menjadi tenang. Sesungguhnya Allah sedang menguji diri mu “adik”, Allah sedang melihat sejauhmana kemampuan mu untuk bertawakal padaNya, sejauh mana yakin dengan janji Allah, sejauh mana ikhlas menerima ketetapanNya, sejauh mana mampu bertahan dengan riak, sejauhmana berpositif thiking dengan hambaNya karena selama ini hanya paham dengan teori tawakal, kesabaran, keikhlasan. Maka sekarang realitas sesungguh aplikasi dari teori tersebut apalagi selama ini dirimu dik dianggap paham agama untuk itu Allah centilkan dirimu.

Ternyata MM tidak pernah berubah dengan diriku masih seperti dulu selalu menabur kalimat cinta, menyemai ungkapan subhanallah, dan selalu mensupport adiknya masih ingusan dalam menata kehidupan

Kalimat ini pula buat kembali menetes air mata…”berhati-hati adikku banyak orang tidak menyukai keadaan kita namun ketidaksukaan tersebut membuat kita kecut, gagal, pemimis. Sangat wajar niat baik akan selalu Allah uji dengan ujian tak pernah tersadari. Jadi harus focus dengan tujuan akhir kalian untuk memfokus dibutuh keimanan nan tinggi, dibutuh kesabaran luar biasa.

Kedepannya hendaknya berhati menela’ah setiap perkataan orang tanpa referensi terpecaya, berhati-hati menganalisa kondisi jika tidak paham dengan latar belakang dari permasalahan tersebut.

Syukron jiddan teruntuk “abang” ukhti…telah mendengar resah ini, memberi pengarahan sehingga jiwa terkontrol dan tercerahkan. “Indah persaudaraan diatas cinta pada Allah”.

Regard

Simfonis “Taburkan Sejuta Kebaikan Selagi Masih Ada Kesempatan Tak Peduli Penilaian Yang Penting Itu Kebenaran Yang Memiliki Landasan Untuk Kebaikkan

Leave a comment