Salahkah Mereka Bertanya…”?”


Tiap waktu dan momentum pastinya kita akan mengalami perubahan kehidupan, peristiwa dan pertanyaan yang berbeda. Perubahan, peristiwa dan pertanyaan tersebut diajukan pada kita sesuai dengan bertambahnya usia dan kematangan kehidupan kita. Orang-orang disekitar kita pasti bertanya tentang segala aktivitas kehidupan kita misalnya ketika masih duduk di sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pertanyaan yang ditanyakan adalah mau melanjut kuliah dimana. kemudian setelah kita dibangku perkuliahan (Universitas) dan selesai maka, pertanyaan yang diajukan berbeda yaitu sudah selesai kuliah atau kerja. Selanjutkan ketika telah bekerja otomatis pertanyaan dilontarkan adalah kerja dimana, sudah menikah dan seterusnya. Begitula kehidupan ini kita selalu berkelut dengan dunia pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan selalu bersifat materi dan duniawi karena materi merupakan ukuran dan standar melihat orang sukses, bahagia atau tidak. sangat jarang orang-orang yang hidup dilingkungan kita bertanya bagaimana hubungan kita dengan Allah dan Manusia sebab hal tersebut sangat sensitive.
Hal itulah yang dirasakan ketika mudik kekampung halaman begitu banyak pertanyaan yang diajukan mulai pertanyaan yang enak didengar hingga pertanyaan yang tak bisa dijawabkan. namun lewat pertanyaan yang dilontarkan sedikit banyak ada suatu makna bagi saya untuk evaluasi diri, menyedihkan bahkan terkadang memberi peringatan agar kita tidak terlena dengan sandiwara kehidupan ini.
Bahkan dalam menjalan kehidupan, kita membutuhkan orang-orang yang mau bertanya tentang diri kita, sebagai alaram dan rem bagi kita dalam melaju cita dan cinta. Saat kita mengkonsep sebuah cita dan cinta terkadang kita lupa bahkan lalai untuk mewujud tersebut karena terbawa harus sandiwara kehidupan.

Tuhan…
Terkadang pertanyaan dari umat Mu menguras logika,
Terkadang menyentuh sanubari,
Terkadang sebagai irama kehidupan.
Andaikan manusia tak saling bertanya mungkin dunia ini akan penuh kesunyian???

Dari sekian beberapa pertanyaan yang dihamparkan dalam jiwa, terkadang ada satu rasa, satu makna, satu tujuan, dan satu logika untuk bergegas untuk menciptakan semua pertanyaan tersebut. Akan tetapi ketika coba merenung kembali pertanyaan tersebut memberi kesadaran yang luar biasa bahwa baru mampu bisa berencana indah. semoga keindah scenario itu tersebut sesuai dengan scenario Allah serta semua pertanyaan tersebut insyallah saya wujudkan dengan ridho Allah dan orang tua.
Tapi biar segala pertanyaan itu saya simpanan indah dalam qolbu (jiwa) hingga batas waktu, sembari berdoa, berusaha dan terus meningkatkan pengetahuan baik melalui pengalaman, amatan dan curahan hati orang-orang yang mau bercerita dengan saya sebagai guru dalam upaya memwujudkan pertanyaan tersebut. seperti sepotong lirik Nasyid berikut ini
Masa muda usia ku ini, warna hidup tinggal ku pilih, namun ku putus hidup di atas kebenaran. masa muda karya untuk mu Tuhan yang kupersembahkan sebagai insan beriman. ini jelas tiap langkah ku..

Tuhan…
Engkau maha mendengar dengan segala pertanyaan yang diajukan pada hamba
Mohon intervensi Engkau dalam kehidupan ini
Agar mampu mewujudkannya dengan mudah…
Dan mohon tuntunan dari Engkau dalam menutun hati dan kaki
Pada suatu tempat penuh keberkahaan

cc: Ketika pertanyaan menjadi sebuah pertanyaan kehidupan “Jambi:2011”